Selasa, 27 September 2016

Sejarah Fotografi

Kamera merupakan alat yang berfungsi untuk menangkap dan mengabadikan gambar. Kamera juga digunakan untuk menangkap objek yang sedang bergerak seperti kamera video, kamera mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Perkembangan kamera pun telah meliputi berbagai bidang, seperti pada bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran, dan bahkan sampai pada bidang sistem pertahanan dan keamanan pun tidak terlepas dari penggunaan teknologi kamera ini. Saat ini kamera dapat menghasilkan sebuah gambar yang dapat langsung kita lihat hasilnya, tidak seperti kamera pada awal mula ditemukannya yang membutuhkan berbagai proses sebelum kita dapat melihat hasilnya.

Fotografi, berasal dari bahasa yunani yaitu, φῶς (phos), Photo: Foto, yang berarti "cahaya", dan γραφή (Graphe), yang berarti "menggambar, menulis", jika digabung menjadi satu memiliki makna "menggambar dengan cahaya" dengan arti secara luas adalah proses kita merekam dan memeriksa kegiatan kita sehari-hari dengan menggunakan cahaya. Berbeda dengan pandangan kasual, yang sering "melihat" hanya unsur-unsur utama dari sebuah adegan, sebuah foto mencatat rincian terkecil. Hal ini kemudian memungkinkan kami waktu untuk mempelajari dan memahami apapun tiap saat. Sebuah foto merekam dan mengabadikan objek disaat memori kita tidak mampu merekam secara permanen. Ia menangkap adegan dengan akurasi rinci, memungkinkan kita untuk berbagi dengan orang lain, dari sebuah visual yang akurat tentang adegan yang sama, bahkan dapat bertahan hingga bertahun-tahun kemudian.


courtesy youtube.com

Kemampuan cahaya untuk mengirimkan gambar pertama kali dicatat oleh orang Mesir sekitar sepuluh ribu tahun yang lalu. Saat bersantai dengan berteduh dari terik matahari di tenda-tenda dan gubuk mereka, orang Mesir melihat bahwa ketika cahaya yang dipantulkan dari objek datang berseri-seri melalui lubang-lubang kecil di dinding, gambar berwarna, unta terbalik atau orang yang diproyeksikan ke dinding tenda. Terinspirasi oleh pengalaman mereka bereksperimen tentang bagaimana caranya untuk menangkap dan melestarikan berbagai gambar dan mereka menjadi yang pertama menjadi "fotografer”.

Abad ke-5 Sebelum Masehi, Di Cina, Mo Ti, mencatat ide tentang prinsip kamera: bahwa pantulan sinar cahaya dari sebuah objek yang diterangi menembus lewat lubang kecil dalam sebuah kandang gelap menghasilkan sebuah gambar terbalik namun sesuai dengan detail dari objek yang terpantul.

Sekitar 350 SM Filsuf terkenal dari Yunani, Aristoteles, pertama kali menjelaskan pembentukan citra dari optik sederhana dikenal dengan nama teknologi ‘lubang jarum’. Dia mengamati sebuah gambar akan terbentuk ketika seberkas cahaya memasuki ruangan yang gelap melalui lubang kecil. Dengan memegang selembar kertas enam inci atau lebih besar dari itu maka akan mampu menangkap gambar. Meskipun kabur dan terbalik, gambar itu akan dapat dikenali. Aristoteles Aristoteles mengatakan bahwa cahaya yang melewati lubang kecil akan membentuk kesan atau gambar atau image. Metode yang diperkenalkan Aristoteles inilah yang dijadikan prinsip dasar teori yang terus digunakan dalam pengembangan teknologi fotografi.



www.famousinventors.org

Pada tahun 1038- ulama Arab Ibnu Haitham/ Ibn Al-Haitam di barat dikenal sebagai Alhazen menggambarkan sebuah model kerja yang kemudian dikenal sebagai kamera obscura (bahasa Latin untuk "ruang gelap").

Sesuai dengan prinsip kerja tersebut pada abad ke-11 ditemukan kamera yang diberi nama Camera Obscura. Obscura berasa dari bahasa Latin yang berarti ruang gelap. Kamera ini berbentuk ruangan khusus yang di dalamnya dipantulkan cahaya yang terdiri dari dua lensa konveks. Camera obscura pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan muslim yang bernama Alhazen antara tahun 965-1039 Setelah Masehi. Sejak saat itu para ilmuwan arab mulai terbiasa dengan penggunaan-penggunaan kamera tersebut.




Pada tahun 1267, camera obscura disempurnakan oleh Roger Bacon. Dia menambahkan beberapa cermin untuk memantulkan cahaya yang masuk lewat lubang. Hasil pantulan tersebut menciptakan proyeksi gambar kondisi di luar. Peristiwa proyeksi kondisi yang "dibawa" cahaya tersebut, disebut sebagai ilusi optikal.




Seorang matematikawan asal Italia, Gerolomo Cardano, antara tahun 1501-1576 memperkenalkan teknologi orbem e vitro, yang kemudian disebut sebagai nenek moyang lensa kamera. Teknologi ini menggunakan dua cermin cembung yang berfungsi sebagai lensa, sehingga cahaya yang masuk mengalami dua kali pemantulan.




Pada awal abad keenam belas seorang pelukis dan insinyur Italia,  Leonardo da Vinci, menggambarkan pada sebuah buku catatan tentang cara kerja kamera, catatan tersebut dilengkapi dengan petunjuk tata cara menggunakannya.

Fenomena yang telah dijelaskan oleh Aristotele dan Alhazen, dan yang diilustrasikan melalui buku catatan da Vinci dikenal sebagai kamera obscura.  Obscura ini berarti "ruang gelap," Gambar yang muncul pada dinding bagian dalam kamera obscura akan menjadi terbalik, namun demikian secara proporsi dan perspektif tidak berubah.



KAMERA OBSCURA PORTABEL

 

Kamera obscura portabel dibuat di Jerman pada tahun 1640-an. Sketsa dibawah ini menunjukkan sebuah kamera yang terbuat dari kayu dan kanvas, sebuah kotak dengan kertas yang berada didalamnya dimana gambar itu akan terbentuk dan ditarik. Seorang seniman masuk melalui pintu kolong di bagian bawah. Untuk memindahkan kamera diperlukan empat orang.

Dengan awal 1700-an, peralatan optik dasar yang diperlukan untuk pembuatan kamera yang telah diproduksi, dan kamera obscura terlihat seperti kamera saat ini. Namun Tapi solusi untuk masalah dasar bagaimana menyimpan gambar kamera terus luput dari penelitian ilmuwan. Butuh tambahan 120 tahun untuk memecahkan misteri itu.


KAMERA OBSCURA AKHIR ABAD 18


fokus.com.pl


Model meja ini memiliki lensa kaca untuk menghasilkan gambar yang lebih baik, sehingga gambar akan muncul tegak di layar. Lensa juga bisa diperpanjang untuk bekerja secara close-up. Kamera ini dirancang untuk digunakan di dalam ruangan karena ukurannya terlalu besar dan berat, dan hanya baik digunakan untuk objek yang tidak bergerak. (Foto pemberian Gernsheim Collection, Humaniora Research Center, University of Texas di Austin)

Tahun 1700-an, beberapa orang telah bereksperimen dengan bahan kimia yang sensitif terhadap cahaya serta menggunakan bahan kimia berbeda sebagai bahan perantara kombinasi mereka. Tantangan terbesar yang dihadapi fotografer adalah menemukan bahan perantara yang membuat gambar menempel secara permanen.

Seorang profesor anatomi Jerman, Johann Schulze,  sedang bereksperimen tentang pembuatan fosfor dan ia menemukan bahwa kombinasi dari kapur,  aqua regia (campuran asam nitrat dan asam klorida), dan perak nitrat berubah ungu saat terkena cahaya. Dengan proses eliminasi ia menemukan bahwa garam perak adalah bahan perantara yang gelap. Sayangnya, bagaimanapun, ia gagal memanfaatkan penemuan ini.

Thomas Wedgwood- Pengrajin tembikar kenamaan di Inggris, Josiah Wedgwood menggunakan kamera obscura sebagai alat reproduksi gambar yang akurat untuk tembikar hias Cina. Anaknya Thomas adalah yang pertama menerapkan gagasan bahan kimia peka cahaya ke kamera obscura. Karena pekerjaan ayahnya  akrab dengan kamera obscura dan dengan penemuan Johann Schulze tentang garam perak, Wedgwood memproduksi siluet sayap serangga dan daun pada kulit putih dilapisi dengan perak nitrat. Namun, proses ini terlalu lambat untuk digunakan dalam kamera obscura, dan tidak ada cara untuk memperbaiki dan menyimpan gambar siluetnya. Bahkan mitra brilian Wedgwood, Sir Humphry Davy, tidak bisa membuat bahan untuk menyimpan gambar yang menempel secara permanen.

Sebagai bagian dari penemu fotografi juga telah diberikan kepada Perancis Joseph N. Niepce, yangtelah berhasil menghasilkan foto pertama di dunia pada tahun 1827. Untuk menghasilkan foto ia melapisi pelat timah dengan aspal dari Yudea, atau asphaltum, ditempatkannya plat pada kamera, dan membuat paparan selama delapan jam. Untuk mengembangkan foto itu, ia membilas plat dengan minyak lavender. Meskipun gambar itu jauh dari sempurna, itu adalah tonggak dalam kemajuan seni dan fotografi.



Foto pertama di dunia, yang diambil pada tahun 1827. Waktu bukaan adalah delapan jam, yang mana matahari dapat terlihat bersinar di kedua sisi gambar.

Seorang Prancis lainnya, Louis Daguerre, mulai mencari sendiri bahan perantara saat pertemanannya dengan Niepce terputus. Pada 1837, setelah delapan tahun mencari, dia menemukan apa yang ia cari yaitu merkuri uap. Daguerre mematenkan proses dengan nama proses Daguerreotype. Prosedurnya adalah dengan cara membuat eksposur pada foil perak yang peka cahaya yang dilapisi dengan yodium. Berikut penjelasannya, foil dibawa ke dalam kontak dengan uap merkuri sebagai dasarnya. Dan gambar dibuat permanen dengan larutan garam.  Proses Daguerreotype merupakan cetakan yang instan berhasil. Dengan adanya Proses Daguerreotype banyak studio foto dibuka, dan banyak bermunculan fotografer profesional. Dengan adanya fenomena penemuan diatas pada akhirnya mulai menjadikan persaingan yang ketat antara pelukis potret dan fotografer dalam hal bisnis. Secara bertahap, selama bertahun-tahun, perbaikan dilakukan pada lensa dan sensitivitas cahaya dari plat yang digunakan sebagai bahan untuk menempelkan image. Popularitas potret Daguerreotype mengalami lompatan ketika metode itu dirancang untuk melunakkan corak pola dan memperkaya bentuk gambar. Sementara Daguerreotype mewakili kemajuan yang fantastis dalam fotografi, dan itu masih jauh dari sempurna. Foto-foto yang dibuat masih terlalu mahal yakni dua dolar untuk satu frame. (Kemudian dimodifikasi dalam proses cetaknya sehingga tersedia dua gambar seharga dua puluh lima sen.) Gambarnya begitu rapuh sehingga mereka harus disimpan dalam kotak kaca, membuat gambar tersebut menjadi besar sulit untuk menyimpan dan canggung untuk dilihat. Yang melihat gambar juga terganggu dengan silau logam yang ada. Mungkin kelemahan yang paling signifikan adalah bahwa gambar Daguerreotype adalah gambar positif, bukan negatif, sehingga mengalami kesulitan untuk memproduksi ulang. Namun teknik ini memuliki kelemahan yaitu hanya bisa bisa mencetak gambar sebanyak satu kali. Teknik ini kemudian dijual kepada pemerintah Perancis pada tahun 1839. Teknik mencetak gambar ini kemudian menjadi tersebar ke seluruh Eropa dan Amerika.





Foto dengan menggunakan Proses Daguerrotypes tidak direproduksi banyak dan hanya satu kali, untuk membuat salinannya, yang asli harus dipindahkan ke blok kayu, dan dari situ di trace/ jiplak menjadi sebuah ukiran kayu yang dibuat dengan mesin cetak. Dan gambar yang asli akan hancur jika menggunakan proses repro ini.

William Henry Fox Talbot, seorang kontemporer  Fotografi Daguerre berasal dari Inggris, membuat kontribusi besar dalam reproduksi fotografi dari citra negatif pertama. Dibuat dengan  dengan perak nitrat dan garam (natrium klorida), Fox Talbot menghasilkan perak klorida, senyawa ini lebih sensitif terhadap cahaya dibandingkan dengan plat foil peka Daguerre. Fox Talbot melapisi kertas dengan bahan diatas sebagai ganti media kaca atau plat logam, untuk menghasilkan citra negatif pertama pada bulan Agustus 1835. Meskipun kecewa terhadap ketidakpedulian masyarakat pada penemuannya, Fox Talbot membuat banyak percobaan untuk menyempurnakan prosesnya. Ketika bekerja untuk meningkatkan teknik dari proses yang dibuatnya, Fox Talbot menemukan sebuah gambar yang tersembunyi dan tidak terlihat yang terbentuk pada film setelah terpapar. Fox Talbot menyadari bahwa negatif yang dihasilkan akan memungkinkan dia untuk mereproduksi foto itu dengan mudah. Pada tahun 1841 Fox Talbot memperoleh paten untuk proses, yang ia disebut Calotype. Meski cetakannya tidak sebagus foto Daguerre, tapi dia bisa memperbanyak hasilnya berapapun jumlahnya. Proses ini kemudian dinamakan photography, dan kemudian diakui sebagai inspirator proses foto modern.




 


Setelah Daguerre dan William Talbot, pada tahun 1852, Frederick Scott Archer membuat temuan mencetak foto yang lebih cepat. Hanya dalam waktu 3 detik saja!! Caranya adalah dengan mencetak gambar pada saat plat film masih dalam keadaan basah. Teknik ini kemudian dinamakan collodion.


alchetron.com

Pada tahun 1871, Richard Maddox menemukan gelatin, sebuah bahan yang digunakan untuk mencetak foto. Bahan ini menggantikan piringan kaca fotografik. Dengan penemuannya ini, gambar bisa dicetak lebih banyak dan kualitasnya lebih bagus. Ketika itu, kamera sudah ada yang lebih handy alias bisa ditenteng. Ini merupakan awal dari proses produksi massal film.


Kodak Portabel Box (library.ryerson.ca)
Tahun 1888 kamera Kodak portable box diperkenalkan oleh Eastman ke publik. Alat ini lebih ringkas dan sederhana daripada alat-alat fotografi sebelumnya. Alat ini sudah bisa digunakan oleh setiap orang, karena mudah digunakan.


Kamera Leica (id.wikipedia.org)

Memasuki abad ke-20, penemuan di bidang kamera terus berlanjut dan teknik-teknik dalam fotografi pun berkembang dengan pesat. Pada tahun 1924, Leitz memperkenalkan Kamera Leica yang kecil dan sederhana dalam penggunaannya. Kamera ini kemudian menjadi standar para jurnalis di masa itu.



Camera Polaroid (www.darkroastedblend.com)

Kemudian pada tahun 1947, Edwin Land menemukan kamera Polaroid yang memungkinkan untuk mencetak gambar secara langsung tanpa memiliki negatif film, karena film instant digunakan langsung di dalam kamera tersebut.

Kamera video yang bukan hanya bisa merekam gambar bergerak, tapi juga suaranya berhasil diciptakan oleh Philips dan Sony pada tahun 1979. Mereka juga memperkenalkan kaset video sebagai media perekamnya.


Kemudian pada tahun 1986, Kodak berhasil menemukan teknologi fotografi tanpa film, yakni melalui sebuah sensor pada kamera yang bisa merekam 1,4 juta elemen gambar. Kemampuan merekam gambar inilah yang kemudian disebut sebagai megapixles. Selanjutanya pada tahun 1990, Kodak memperkenalkan kamera digital pertama di dunia.

Dodoth dari berbagai sumber



Senin, 26 September 2016

ARTI SYMBOL (LAMBANG) C, R, & TM





ARTI SYMBOL (LAMBANG) C, R, & TM Pada MEREK

Simbol ® merupakan kepanjangan dari Registered Merk artinya merek terdaftar. Merek- Merek yang menggunakan simbol tersebut mempunyai arti bahwa merek tersebut telah terdaftar dalam Daftar Umum Merek yang dibuktikan dengan terbitnya sertifikat merek.
Simbol TM merupakan kepanjangan dari Trade Mark artinya Merek Dagang. Simbol TM biasanya digunakan orang untuk mengindikasikan bahwa merek dagang tersebut masih dalam proses. Baik proses pengajuan di kantor merek ataupun proses perpanjangan karena jangwa waktu perlindungan (10tahun) yang hampir habis (expired). *Namun bagi negara-negara yang menganut sistem merek "first in use" seperti Amerika Serikat tanda berarti merek tersebut telah digunakan dan dimiliki.
Sedangkan Simbol © kepanjangan dari copyright artinya Hak Cipta, merupakan logo yang digunakan dalam lingkup cipta dengan kata lain karya tersebut orisinil. Pengunanaan simbol © dapat digunakan walaupun karya tersebut tidak dapat dibuktikan dengan sertifikat hak cipta, karena perlindungan hak cipta bersifat otomatis (automathic right), namun adanya sertifikat hak cipta dapat menjadi bukti formil dimata penegak hukum. Komponen penting dalam hak cipta khususnya lukisan/ logo, yaitu:
1. Pencipta (sebagai pemegang hak moral)
2. Pemegang Hak Cipta
3. Obyek Ciptaan
4. Kapan dan dimana ciptaan itu dibuat/ diumumkan
Logo R, TM dan C merupakan suatu tanda yang biasanya dicantumkan dengan tujuan untuk menghalangi pihak yang akan meniru atau menjiplak karyanya, dimana secara tidak langsung ingin memberitahuan bahwa produknya atau karyanya telah diajukan permohonan atau telah terlindungi haknya.

Copyleft



Copyleft


Copyleft adalah permainan kata dari copyright (hak cipta) dan seperti halnya makna berlawanan yang dikandung masing-masing (right vs left), begitu pula arti dari kedua istilah tersebut berlawanan. Copyleft merupakan praktik penggunaan undang-undang hak cipta untuk meniadakan larangan dalam pendistribusian salinan dan versi yang telah dimodifikasi dari suatu karya kepada orang lain dan mengharuskan kebebasan yang sama diterapkan dalam versi-versi selanjutnya kemudian. Copyleft diterapkan pada hasil karya seperti perangkat lunak, dokumen, musik, dan seni. Jika hak cipta dianggap sebagai suatu cara untuk membatasi hak untuk membuat dan mendistribusikan kembali salinan suatu karya, maka lisensi copyleft digunakan untuk memastikan bahwa semua orang yang menerima salinan atau versi turunan dari suatu karya dapat menggunakan, memodifikasi, dan juga mendistribusikan ulang baik karya, maupun versi turunannya. Dalam pengertian awam, copyleft adalah lawan dari hak cipta.
Pengarang dan pengembang yang menggunakan copyleft untuk karya mereka dapat melibatkan orang lain untuk mengembangkan karyanya sebagai suatu bagian dari proses yang berkelanjutan. Salah satu contoh lisensi copyleft adalah GNU General Public License.

Creative Commons



Creative Commons (CC) adalah suatu organisasi nirlaba yang memfokuskan diri untuk memperluas cakupan karya kreatif yang tersedia untuk orang lain secara legal agar dapat digunakan kembali dan dibagi secara luas. Organisasi ini telah menerbitkan beberapa lisensi hak cipta yang dikenal dengan lisensi Creative Commons. Lisensi-lisensi ini membatasi atau bahkan membebaskan hak pencipta atas karyanya sehingga penyebaran karya tersebut lebih mudah.
Lisensi Creative Commons terdiri dari empat modul utama yaitu Atribusi (BY), yang membutuhkan atribusi ke pencipta aslinya, Berbagi Serupa (SA), yang memungkinkan adanya karya turunan di bawah lisensi yang sama atau serupa, Non-Komersial (NC), yang mana ciptaan tersebut tidak digunakan untuk tujuan komersial, dan Tanpa Turunan (ND), yang memperbolehkan hanya ada ciptaan aslinya, tanpa turunan. Keempat modul ini dikombinasikan untuk membentuk enam lisensi utama dari Creative Commons

- Attribution (CC BY)
- Attribution Share Alike (CC BY-SA)
- Attribution No Derivatives (CC BY-ND)
- Attribution Non-Commercial (CC BY-NC)
- Attribution Non-Commercial Share Alike (CC BY-NC-SA)
- Attribution Non-Commercial No Derivatives (CC BY-NC-ND)





Attribution Non-Commercial (CC BY-NC) 
Lisensi ini memungkinkan orang lain membuat me-remix, membongkar, dan membangun atas pekerjaan Anda secara non-komersial, namun penghargaan dan lisensi Anda menjadi kreasi baru di bawah persyaratan yang sama.

















Attribution Non-Commercial No Derivatives (CC BY-NC-ND)
Lisensi ini adalah yang paling ketat dari enam lisensi utama kami, hanya mengizinkan orang lain untuk men-download karya Anda dan membaginya dengan orang lain selama mereka menghargai Anda, tetapi mereka tidak dapat mengubahnya dengan cara apapun atau menggunakannya secara komersial










Attribution Non-Commercial Share Alike (CC BY-NC-SA)
Lisensi ini memungkinkan untuk redistribusi, komersial dan non-komersial, asalkan itu diteruskan tidak berubah dan secara keseluruhan, dengan penghargaan kepada Anda.








Attribution No Derivatives (CC BY-ND)
Lisensi ini memungkinkan orang lain membuat me-remix, membongkar, dan membangun atas pekerjaan Anda, bahkan untuk tujuan komersial, selama penghargaan dan lisensi ada pada anda dan menjadi kreasi baru mereka di bawah persyaratan yang sama.









Attribution (CC BY)
Lisensi ini memungkinkan orang lain mendistribusikan, remix, membongkar, dan membangun di atas pekerjaan Anda, bahkan untuk tujuan komersial, selama mereka menghargai Anda untuk penciptaan asli.



TENTANG TYPOGRAFI

SEKILAS TENTANG TYPOGRAFI

TYPOGRAFI

Huruf atau biasa juga dikenal dengan istilah “Font” atau “Typeface” adalah salah satu elemen terpenting dalam Desain Grafis karena huruf merupakan sebuah bentuk yang universal untuk menghantarkan bentuk visual menjadi sebuah bentuk bahasa. Huruf merupakan hal yang penting dalam dunia Desain Komunikasi Visual. Huruf atau sering disebut dengan Font, Tipo, Typeface, Type merupakan bentuk visual yang dibunyikan sebagai kebutuhan komunikasi verbal. Dalam Desain Komunikasi Visual kita mengenal adanya ilmu yang mempelajari tentang huruf yaitu Typografi dengan kata lain Tipografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang Huruf dan penggunaan Huruf dalam aplikasi desain komunikasi visual.

Dalam desain komunikasi visual, tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’, yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya. Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif.
(Yoga Pramuditya, S.Kom, SEJARAH & KAJIAN TIPOGRAFI)

Seiring perkembangan Komunikasi dari era prasejarah hingga saat ini huruf memiliki banyak keragaman dan memiliki banyak type. Awalnya Perkembangan Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir menggunakan pictograph sebagai simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek. Komunikasi dengan menggunakan gambar berkembang dari pictograph hingga ideograph, berupa simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak yang lain.

Perpindahan yang mendasar dari bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan (pictograph, ideograph – menunjukan benda serta gagasan) hingga bahasa tulisan yang dapat dibunyikan dan memiliki arti (Phonograph – setiap tanda atau huruf menandakan bunyi) dapat disaksikan pada sistem alfabet Phoenician pertama yang diperkenalkan pada tahun 1300 sebelum Masehi. Alfabet ini terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana dan terbatas hanya sebagai perwakilan unsur bunyi. Sebagai contoh, huruf pertama dari alfabet Phoenician berupa gambar sederhana dari kepala banteng, yang dalam bahasa mereka disebut Aleph, dan kemudian kata ini mewakili bunyi dari huruf ‘A’.

Bangsa Yunani kemudian mengadaptasi sistem alfabet ini ke dalam struktur anatomi huruf yang lebih teratur dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris. Perkembangan yang terpenting dari sistem alfabet ini adalah penerapan pola membaca dari arah kiri ke kanan (AlfabetPhoenician dari kanan ke kiri). Istilah Alfabet (Alphabet) berasal dari singkatan 2 huruf pertama dalam sistem alfabet Yunani, yaitu Alpha danBeta. Sistem alfabet kemudian terus berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan ke dalam bentuk huruf yang sebagaimana kita kenal dan gunakan sekarang;
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Dalam beberapa literatur tipografi, rupa huruf dapat di golongankan dalam beberapa klasifikasi, yang berguna untuk mempermudah mengidentifikasi rupa huruf tersebut. Berdasarkan klasifikasi yang umum dan sering dipakai, klasifikasi berdasarkan timeline sejarahnya dan fungsinya, rupa huruf digolongkan menjadi:

  • Blackletter/ Old English/ Textura, berdasarkan tulisan tangan (script) yang populer pada abad pertengahan (sekitar abad 17) di Jerman (gaya gothic) dan Irlandia (gaya Celtic).
  • Humanis/ Venetian, berdasarkan tulisan tangan (script) gaya romawi di Italia. Disebut humanis karena goresannya seperti tulisan tangan manusia.
  • Old Style, Rupa huruf serif yang sudah berupa metal type, gaya ini sempat mendominasi industri percetakan selama 200 tahun.
  • Transitional, Rupa huruf serif, muncul pertama kali sekitar tahun 1692 oleh Philip Grandjean, diberi nama Roman du Roi atau "rupa huruf raja", karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV.
  • Modern/ Didone, Rupa huruf serif, muncul sekitar akhir abad 17, menjelang jaman Modern.
  • Slab serif/ Egyptian Rupa huruf serif, muncul sekitar abad 19, kadang disebut Egytian karena bentuknya yang mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno
  • Sans-serif/ Rupa huruf tanpa kait
  • Grotesque Sans-serif, muncul sebelum abad 20.
  • Geometris Sans-serif, bentuk rupa hurufnya berdasarkan bentuk-bentuk geometris, seperti lingkaran segi empat dan segitiga.
  • Humanis Sans-serif, bentuk rupa hurufnya seperti tulisan tangan manusia.
  • Display/ dekoratif, muncul sekitar abad 19, untuk menjawab kebutuhan di dunia periklanan. Cirinya adalah ukuranya yang besar.
  • Script dan cursive, bentuknya menyerupai handwriting - tulisan tangan manusia. Script, hurufnya kecil-kecil dan saling menyambung, sedangkan Cursive tidak.

Selain itu ada juga klasifikasi yang berdasarkan bentuk rupa hurufnya:

I. Huruf Roman
Huruf Roman atau yang sering kita sebut sebagai huruf latin memiliki jumlah 26 huruf yang diterapkan sejak abad pertengahan dan digunakan sebagai alfabet dalam bahasa Inggris kontemporer. Roman, pada awalnya adalah kumpulan huruf kapital seperti yang biasa ditemui di pilar dan prasasti Romawi, namun kemudian definisinya berkembang menjadi seluruh huruf yang mempunyai ciri tegak dan didominasi garis lurus kaku. Diberi nama Roman du Roi atau "rupa huruf raja", muncul pertama kali sekitar tahun 1692 oleh Philip Grandjean, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV. Merupakan kelompok Rupa huruf serif. Font Jenis Roman identik dengan sirip, dan memiliki kontras tebal dan tipis garis-garisnya dalam tiap hurufnya.

Gambar 1.1 
Pola font Roman du Roi



Dibawah ini beberapa Contoh font dari keluarga Roman:

Gambar 1.2 
Bentuk Huruf TimesNewRoman

 Gambar 1.2 
Yale Administratives Roman Regular



Gambar 1.3 
Bentuk huruf Hunt Roman

II. Huruf Bodoni
Font Bodoni adalah serangkaian tipografi serif pertama, dirancang oleh Giambattista Bodoni (1740-1813) pada tahun 1798. Font ini diklasifikasikan sebagai Didone modern. Bodoni mengikuti ide dari John Baskerville, seperti yang ditemukan dalam tipe pencetakan Baskerville, yang kontras dan stroke meningkat, lebih vertikal sedikit pekat, huruf besar, tetapi membawa mereka pada akhir yang lebih ekstrim. Bodoni memiliki karir yang panjang dan desainnya berevolusi dan berbeda, berakhir dengan struktur huruf yang sempit dan datar, serif unbracketed, kontras ekstrem antara stroke tebal dan tipis, dan konstruksi geometris secara keseluruhan. Meskipun desain ini kemudian adalah sah disebut "modern", desain sebelumnya adalah "transisi". Di antara versi digital, ada dua contoh, baik dari periode modern, maupun transisi: Sumner Stone ITC Bodoni, dan Gunther Lange "Bodoni Old Face" untuk Berthold. Hampir semua versi lainnya merupakan gaya yang paling ekstrim dari Font Bodoni.




Gambar 2.1 Perbandingan Bentuk Font Garamond (Roman gaya lama ) 
Dengan Bodoni (Modern Roman)

Bicara tentang font bodoni hal ini berkaitan dengan huruf modern dan tidak dapat lepas dari seseorang berkebangsaan Perancis yang bernama Firmin Didot (putra François - Ambroise Didot), dan font ini pertama kali menghiasi halaman yang dicetak pada 1784 .

 Gambar 2.2 
Penggunaan Font Bodoni pada halaman yang dicetak pertama kali pada tahun 1784

Jenis font ini segera diikuti oleh Didone yang mengacu pada pola dasar dari Bodoni, Seorang Desainer huruf, pembuat punch cutter dan pencetak, Giambattista Bodoni  terpengaruh bentuk dari Romains du Roi dan jenis John Baskerville ( dengan kontras tinggi ) , karena kekagumannya pada kedua jenis font ini.
Bodoni selamanya akan dihubungkan dengan beberapa kelompok interpretasi digital—the FontBook memasukkan lebih dari 14 (empat belas) halamanto dengan pengaruh cita rasa Bodoni; beberapa setia meggunakan dan merubahhnya secara digital, yang lainnya membuat pola dengan interpretasinya masing-masing. Namun bagaimanapun juga, Bodoni merupakan sebuah huruf yang secara produktif digunakan oleh designer
Karakter dari font Bodoni:
1 . Kontras tinggi dan tiba-tiba antara stroke tebal dan tipis ;
2 . Tiba-tiba ( unbracketed ) rambut ( tipis) serif
3 . sumbu vertikal
4 . stres Horizontal
5 . aperture kecil


Gambar 2.3
Contoh penggunaan font Bodoni pada Poster Typografi, karya Tati Dengo 

III. Huruf Egyptian
Rupa huruf serif, muncul sekitar abad 19, kadang disebut Egyptian karena bentuknya yang mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno.
Dikenal dengan sebutan lain sebagai Slab Serif (abad ke-19) karena Sirip/ Kait dan garisnya memiliki ketebalan yang sama, jika dilihat seperti papan. Font ini telah dikenal sebagai "Antique" dan "Egyptian" dan beberapa nama keluarga dari jenis font ini mencerminkan pengaruh Mesir: Kairo, Karnak, Memphis, dll. Serif slab sangat baik digunakan untuk membuat judul namun tidak baik untuk keterbacaan bila digunakan sebagai body copy


Gambar 3.1
Anatomi Slab Serif/ Egyptian
Gambar 3.2
Perbandingan antara Font Clarendon dengan Egyptian

Gambar 3.3
Beberapa keluarga dari jenis font Slab Serif

Gambar 3.4
Penggunaan Font Slab Serif/ Egyptian Pada Judul Lay Out buku

Gambar 3.5
Penggunaan Font Egyptian pada Headline media cetak

IV. Huruf Sans Serif
Huruf tanpa kait atau biasa disebut dengan sans-serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki kait pada bagian ujung strokes/ garis. kata sans, yang berasal dari bahasa Perancis, memiliki arti tanpa, sedangkan serif adalah bagian yang berbentuk kait di ujung strokes.

Gambar 4.1
Font San Serif

Rupa huruf sans-serif dalam beberapa literatur tipografi juga sering disebut "Grotesque" (dalam bahasa Jerman "grotesk") atau "Gothic". Sans Serif merupakan jenis font tanpa sirip/ kait, jenis ini berkesan kontemporer. Dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. Jenis huruf ini tidak memiliki garis-garis kecil yang disebut counterstroke.


Gambar 4.2
Perbedaan huruf Serif dan San Serif

Huruf ini berkarakter streamline, fungsional, modern dan kontemporer. Contoh: Arial, Futura, Avant Garde, Bitstream Vera Sans, Century Gothic dan lain sebagainya.
Sans serif muncul pada abad ke-19-20 - Awalnya dianggap tiada banding oleh para puritan, maka diberi nama Grotesque (Jerman) atau Gothic, ada tiga jenis yang berbeda yaitu:
1) Bauhaus terinspirasi dengan proporsi formal seperti Futura dan Spartan,
Gambar 4.3
Bentuk Font Bauhaus

2) Gothics Swiss-terinspirasi dari grotesques/ gothic yang kurang geometris dan lebih canggih seperti Helvetica dan Univers, dan
Gambar 4.4
Bentuk Font Helvetica

3) Tipografi Humanis yang terlihat lebih seperti mereka diciptakan oleh tangan manusia, termasuk jenis dengan stroke tebal dan tipis tapi tidak ada serif seperti Optima (Zapf Humanis), Radiant dan Broadway. Contoh lain adalah Berita Gothic, Frutiger, dan Gill Sans.

Gambar 4.5
Bentuk Font Gill Sans

V. Huruf Decorative
Selain serif dan sans serif, ada pula jenis huruf “sambung” dan huruf “gaya bebas.” Huruf sambung atau script bisa juga Anda sebut “huruf tulis tangan” (handwriting) karena menyerupai tulisan tangan orang. Atau bisa juga disebut “huruf undangan” karena hampir selalu hadir di kartu-kartu undangan karena dipandang indah dan anggun. Ada berbagai macam huruf script dan handwriting, mulai dari yang kuno hingga modern, dari yang agak lurus hingga miring dan amat “melingkar-lingkar”. Sementara huruf “gaya bebas” mencakup segala macam jenis huruf “aneh” lain yang sulit dikategorikan dalam ketiga kategori lainnya. Kadang huruf ini bisa diinspirasi dari bentuk geometris tertentu, memadukan gambar atau pola tertentu, dan sebagainya. Di komputer juga dikenal font-font “wingdings-like” yang sebenarnya adalah clipart. Tiap hurufnya murni berupa ikon atau gambar, bukan huruf.
Umumnya jenis-jenis huruf skrip dan dekoratif digunakan untuk hiasan atau dekorasi, bukan untuk teks maupun headline teks. Karena derajat kompleksitasnya lebih tinggi, maka tidak cocok untuk teks karena akan menyulitkan pembacaan.
Huruf dekoratif atau biasa disebut dengan Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada, muncul sekitar abad 19, untuk menjawab kebutuhan di dunia periklanan. Cirinya adalah ukuranya yang besar ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.


Gambar 5.1 
Contoh font Dekoratif, Leafy-Glade

Gambar 5.2
Penggunaan Font dekoratif untuk Drop Cap 
pada Lay Out halaman buku

Gambar 5.3
Penggunaan Font Dekoratif pada Iklan tempo dulu



 Gambar 5.4
Penggunaan Font Dekoratif pada Iklan masa kini


Gambar 5.5
Penggunaan Font Dekoratif pada Mural Dinding

Gambar 5.6
Penggunaan Font Dekoratif pada Poster Konser Musik
 (Death Vomit, Yogyakarta)


Gambar 5.5
Penggunaan Font Dekoratif pada Logo Group Band





Sumber Materi:
typographica.org | fontasticindonesia.blogspot.com | iw3n.wordpress.com | www.fontsquirrel.com
ontextualstudies.files.wordpress.com | www.webopedia.com | share.pdfonline.com
www.linotype.com | tlrdesignblog.blogspot.com | imamgomez.webs.com | c2.avid.com
tatidengo.blogspot.com | yale.edu

Metode Menggambar Figur


Sekilas tentang Metode Menggambar Figur 


Menggambar atau menggambarkan bentuk manusia bisa membuat sangat
frustasi. Belajar bagaimana melakukannya terkadang sangat menjengkelkan, terkadang juga menjadi hal yang menakutkan bagi setiap seniman yang masih muda atau orang yang belajar. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa metode yang tepat.
Gambar observasional adalah pada mata kita untuk mengukurnya, dan melatih mata untuk melihat objek dengan tingkatan akurasi. Coba tempatkan objek pada sisi gambar yang berdampingan sebagai perbandingan analisis.
Garis tegak lurus, tingkat, titik yang tetap dan garis bantu digunakan untuk membantu seniman dalam memahami dimensi dan pengukuran spasial.
Rumus menggambar figur ada 3 yaitu;
1. menggunakan ritme abstrak,
2. menggunakan bentuk yang saling berkaitan, sebagai konsep dasar, untuk membangun sebuah bentuk. Dengan cara ini kita bisa menggambar dengan mengingat dan
3. menghafal dari apa yang ada di dalam alam kehidupan. cara lain adalah menggunakan imajinasi untuk merancang sebuah gambar.
Berangkat dari metode diatas, observasi dari bentuk dan gambar akan mempertajam mata dan pikiran kita untuk menangkap kemiripan terhadap sebuah benda yang telah kita amati tanpa membutuhkan pengukuran teknis secara langsung yang sistematis.
Jadi imajinasi dan pengamatan adalah hal utama dalam menggambar sesuatu.
Metode menggambar:
1. Menggunakan metode pengukuran objek. Pada gambar diatas terdapat cara mengukur tanpa menggunakan penggaris. Berangkat dari pengamatan secara langsung, kita bisa menggunakan pensil sebagai ukuran untuk menentukan ukuran dari tiap bagian obyek.
2. Di sebelah kiri bawah adalah langkah menggambar menggunakan pendekatan irama abstrak.
3. Menggunakan pola penggabungan bentuk, untuk membangun suatu gambar manusia yang sempurna. Seperti pada gambar diatas.
4. Kita dapat masuk lebih dalam dengan mencoba berbagai metode pengamatan gambar. coba fokus pada salah satu cara kerja, yang disebut metode Reilly.
5. Menangkap dan berkonsentrasi terhadap sebuah pose atau aksi merupakan hal yang penting dalam menggambar figur. Dapat dimulai dari menggambar pola bulatan untuk kepala.
6.Untuk memulai menggambar, kita mulai dengan enam garis:
- kepala,
- pusat kepala dan leher,
- garis bahu,
- tulang belakang,
- garis berkaitan bahu ke dasar panggul, dan
- garis leher dan pinggul yang terhubung.
Garis-garis ini merupakan rancangan/ sketsa awal dan untuk mendefinisikan inti pose.
Setelah inti dari pose dibangun, selanjutnya membuat lengan dan kaki yang
melekat sebagai langkah akhir. Konstruksi sederhana ini akan menciptakan struktur posenya.
Anatomi tersebut kemudian dirancang ke dalam struktur yang sudah kita buat.
Otot yang ditenun seperti kain untuk kerangka, terhubung ke tulang dengan tendon - lilitan seperti tali. Dimana tendon yang menempel disebut titik penyisipan. Figur abstrak membantu menempatkan kelompok otot utama menjadi, pola yang terorganisir, sehingga mudah untuk menciptakan bentuk yang kompleks,sehingga tampak realis.
Untuk bagian kepala secara utuh dan detail, akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
Setelah memahami metode Reilly diatas, kita dapat melanjutkan menggambar dengan menciptakan figurfigur yang lebih fleksibel dan dinamis dengan cara mengamati dan mempelajari pose-pose dari sudut yang berbeda.
Jika ingin melakukan penelitian tambahan, coba mencari karya Andrew Loomis, ilustrator Amerika terkenal yang mencakup beberapa prinsip-prinsip ini dalam menggambar figur secara manual.
Intinya adalah bagaimana kita menggabungkan imajinasi dan metode yang ada dalam membentuk suatu figur. Jangan pernah menyerah karena semuanya adalah proses, tetap semangART dan salam Budaya.

Mencuri atau Terinspirasi

sumber gambar : www.logoblog.org

 

Mencuri atau Terinspirasi?

Derasnya informasi yang ada saat ini membuat kita dimudahkan dalam segala hal. Termasuk didalamnya dalam proses pencaian ide, tidak dipungungkiri bahwa dalam membuat suatu desain dibutuhkan referensi, namun jangan atas nama referensi lalu asal comot karya orang lain.

Pembuatan logo tidak hanya asal tempel atau asal membuat bentuk saja, lebih dari itu, harus ada riset yang mendalam, setidaknya mengetahui untuk apa logo itu dibuat.

Dan bukan perkara mudah dalam menciptakan sebuah logo yang tepat untuk sebuah brand image suatu produk maupun perusahaan. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, logo harus menggambarkan keadaan suatu produk atau perusahaan, harus mengetahui filosofi dari logo yang akan dibuat, selain itu masih banyak pula hal-hal yang harus dipikirkan dalam membuat sebuah konsep logo. 


Apakah hanya berhenti pada sebuah konsep? jawabnya tentu tidak, seorang perancang komunikasi visual atau perancang grafis harus mengetahui dasar-dasar dalam membuat manajemen perancangan. Beberapa langkah harus dilalui, mulai dari penjaringan ide dari data visual maupun verbal, pembuatan rough layout, pembuatan alternative dan comprehensive designs, hingga ke mock up dan final artwork.

Butuh waktu berhari-hari dan berbulan-bulan untuk membuat sebuah logo yang tepat.
Tidak hanya dari inspirasi, namun pengalaman visual juga sangat penting untuk menuangkan ide gagasan dalam penciptaannya. Dan tak jarang atas nama 'pengalaman visual' lalu dijadikan pembenaran untuk copy paste dari logo yang sudah ada. Akhirnya tak jarang kita menemui beberapa logo dari merk produk berbeda atau dari dua perusahaan yang berbeda, namun memiliki kemiripan didalamnya. Disengaja atau tidak semuanya adalah tanggung jawab moral bagi yang membuatnya. Terinspirasi atau mencuri kadang susah untuk membedakannya, seperti gambar beberapa contoh logo diatas. Namun sebagai perancang Komunikasi Visual atau Perancang Grafis, hendaklah kita lebih arif dalam bersikap. Bukankah Desain juga merupakan sebuah seni (walau merupakan seni terapan), dan seni harus jujur? Semua terserah pada kita dan bagaimana tanggung jawab kita sebagai seorang perancang.