![]() |
sumber gambar : www.logoblog.org |
Mencuri atau Terinspirasi?
Derasnya informasi yang ada saat ini membuat kita dimudahkan dalam segala hal. Termasuk didalamnya dalam proses pencaian ide, tidak dipungungkiri bahwa dalam membuat suatu desain dibutuhkan referensi, namun jangan atas nama referensi lalu asal comot karya orang lain.Pembuatan logo tidak hanya asal tempel atau asal membuat bentuk saja, lebih dari itu, harus ada riset yang mendalam, setidaknya mengetahui untuk apa logo itu dibuat.
Dan bukan perkara mudah dalam menciptakan sebuah logo yang tepat untuk sebuah brand image suatu produk maupun perusahaan. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, logo harus menggambarkan keadaan suatu produk atau perusahaan, harus mengetahui filosofi dari logo yang akan dibuat, selain itu masih banyak pula hal-hal yang harus dipikirkan dalam membuat sebuah konsep logo.
Apakah hanya berhenti pada sebuah konsep? jawabnya tentu tidak, seorang perancang komunikasi visual atau perancang grafis harus mengetahui dasar-dasar dalam membuat manajemen perancangan. Beberapa langkah harus dilalui, mulai dari penjaringan ide dari data visual maupun verbal, pembuatan rough layout, pembuatan alternative dan comprehensive designs, hingga ke mock up dan final artwork.
Butuh waktu berhari-hari dan berbulan-bulan untuk membuat sebuah logo yang tepat.
Tidak hanya dari inspirasi, namun pengalaman visual juga sangat penting untuk menuangkan ide gagasan dalam penciptaannya. Dan tak jarang atas nama 'pengalaman visual' lalu dijadikan pembenaran untuk copy paste dari logo yang sudah ada. Akhirnya tak jarang kita menemui beberapa logo dari merk produk berbeda atau dari dua perusahaan yang berbeda, namun memiliki kemiripan didalamnya. Disengaja atau tidak semuanya adalah tanggung jawab moral bagi yang membuatnya. Terinspirasi atau mencuri kadang susah untuk membedakannya, seperti gambar beberapa contoh logo diatas. Namun sebagai perancang Komunikasi Visual atau Perancang Grafis, hendaklah kita lebih arif dalam bersikap. Bukankah Desain juga merupakan sebuah seni (walau merupakan seni terapan), dan seni harus jujur? Semua terserah pada kita dan bagaimana tanggung jawab kita sebagai seorang perancang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar