Senin, 26 September 2016

Helvetica



Mengapa Helvetica


Salah satu unsur penting dari desain grafis adalah font. Font memiliki peranan penting dalam sebuah desain komunikasi visual. Ada banyak Typeface font salah satunya yang telah menjadi primadona adalah HELVETICA.

Akhir tahun 50-an adalah era yang penting bagi perkembangan desain grafis. Dikatakan penting karena pada era tersebut tercipta sebuah 'typeface' atau huruf yang kemudian menjadi populer di kalangan para desainer grafis.

Adalah Max Miedinger bersama dengan Eduard Hoffman yang berasal dari sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan huruf Haas Typefoundry, pada tahun 1957 mereka menciptakan jenis huruf yang diberi nama NEUE HAAS GROSTEK. Mereka menciptakan huruf ini dengan maksud untuk menyaingi ketenaran dari huruf yang telah populer sebelumnya di pasar Swiss yaitu AKZIDENZ-GROSTEK.

Kemudian typeface Neue Haas Groostek tersebut diadopsi oleh Linotype yang saat ini merupakan merk dagang dari Linotype Corp., dan mengalami berbagai perubahan.
Sehingga tahun 1960 Neue Haas Grostek berganti nama menjadi Helvetica atau merupakan istilah untuk Negara Swiss (Switzerland).

Helvetica adalah font berjenis Sans Serif (tidak bersirip) yang berlandaskan pada prinsip Swiss Style, yaitu typeface dengan bentuk kejelasan yang nyata tanpa memiliki makna intrinsik, bersih dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Swiss Style adalah sebuah gaya desain grafis yang mudah dikenali karena menekankan pada kejelasan informasi, komposisi yang obyektif dan rasional serta didominasi oleh typografi.
Swiss style menyebar sampai dengan tahun 70an. Dengan memiliki karakter tersebut diatas, helvetica menjadi pilihan utama yang bisa diaplikasikan dalam berbagai media dan diasosiasikan dengan hal modern dan progresif.

Helvetica pada akhirnya terkenal di seluruh dunia termasuk dalam desain periklanan, banyak merek ternama menggunakan Helvetica untuk wordmark komersial sebagai bagian dari identitas merk. Hingga saat ini sudah 50 tahun lebih Helvetica masih banyak dipakai. Namun kepopuleran Helvetica bukan berarti tidak mengalami kemuduran. Munculnya huruf Arial pada tahun 1982 dan memiliki karakter huruf yang identik secara proporsi dengan Helvetica, merupakan faktor yang mempengaruhi kemunduran Helvetica.

Arial sebagai font default standar pada sistem operasi Windows dari Microsoft, semakin menurunkan kepopuleran Helvetica. Akibatnya nama Helvetica mulai tenggelam dan tergantikan dengan kepopuleran Arial.
Walaupun ketenaran Helvetica mulai pudar, namun Helvetica tetap memberi warna tersendiri bagi Desain Komunikasi Visual pada abad 20.

DD, dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar